DEFINISI SISTEM PNEUMATIK
Unknown |
Tweet |
1.
Pengertian
Pneumatik
Pneumatik berasal dari
bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan
tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
suatu kerja disebut pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai
sistem otomatis.
Dalam suatu rangkaian
pneumatik, udara diluar dihisap ke dalam kompresor dan mengalami kompresi,
sehingga memiliki bentuk energi yang kemudian diubah menjadi gerak mekanik (
gerak piston ).
Berdasarkan fluida yang
digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik yang menggunakan udara serta
hidrolik yang menggunakan cairan. Dasar dari akuator tenaga fluida adalah bahwa
fluida mempunyai tekanan yang sama kesegala arah. Pada dasarnya sistem
pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda. Pembeda utama keduanya adalah
sifat fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak dapat
ditekan (incompresible fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat
terkompresi (compresible fluid).
Pada umumnya pneumatik
menggunakan aliran udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara pada suatu
tempat ketempat lainnya. Untuk keperluan industri, aliran udara diperoleh
dengan memampatkan udara atmosfer samapai tekanan tertentu dengan kompresor
pada suatu tabung dan menyalurkannya kembali keudara bebas.
2.
Komponen
– komponen pneumatik
- Sistem
pembangkitan udara terkompresi yang mencakup kompresor, cooler, dryer, tanki
penyimpanan unit pengolahan uadara berupa filter, regulator tekanan, dan
lubrifier (pemercik oli) yang lebih dikenal sebagai air service unit.
- Katup
sebagai pengatur arah, tekanan, dan aliran fluida.
- Akuator
yang mengkonversikan energi fluida menjadi energi mekanik.
- Sistem
perpipaan.
- Sensor
dan transduser.
- Sistem
kendali dan dispal cara kerja sistem pneumatik
3.
Cara
kerja pneumatik
Cara
kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga
penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan
sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya, Udara
disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung udara) hingga
mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar. Kenapa harus 6 – 9 bar, Karena
bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik dari cylinder
kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan berbahaya pada
sistem perpipaan atau kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu
disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan pertama kali harus melewati air
dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air pada udara. Dan
dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid valve
dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari
selenoid. Bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari
air cylinder maka piston akan bergerak maju sedangkan bila selenoid valve
menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka piston
akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi
pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC ataupun
rangkaian kontrol listrik lainnya Sehingga mempermudah dalam pengaplikasiannya
,.Dalam sistem kontrol pneumatik, aktuator berupa
batang piston mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang kemudian
memberikan gaya kepadanya. Gaya inilah yang menggerakkan piston pneumatik, baik
maju atau mundur.
4.
Kelebihan
dan kekurangan Pneumatik
a. Kelebihan
system Pneumatic
- Fluida
kerja mudah didapat dan ditransfer.
- Dapat
disimpan dengan baik
- Penurunan
tekanan relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem hidrolik.
- Viskositas
fluida yang lebih kecil sehingga
- Gesekan
dapat diabaikan.
- Aman
terhadap kebakaran.
- Ketersediaan
udara yang tak terbatas
- Fleksibilitas
temperatur
- Pemindahan
daya dan Kecepatan
b. Kekurangan
system pneumatic
- Gangguan
suara yang bising
- Gaya
yang ditransfer terbatas
- Dapat
terjadi pengembunan.
- Memerlukan
instalasi peralatan penghasil udara
- Mudah
terjadi kebocoran,
- Kesulitan
untuk pengaturan posisi yang presisi akibat sifat kompresibilitas yang dimiliki
udara
- Daya
yang dihasilkan kecil
- Membutuhkan
investasi awal yang cukup besar untuk sistem pengadaan dan pendistribusian
udara.
5. Aplikasi
pada pneumatik
Aplikasi
pneumatic dalam industri :
- Rem
- Buka
dan tutup Pintu (seperti pintu busway)
- Pelepas
dan penarik roda-roda pendaratan pesawat.
- pengikat
part pada jig machining dan lain lain
Sumber : 1. Modul Fenomena Dasar Mesin 2. https://temonsoejadi.wordpress.com/2014/11/13/sytem-pneumatic-dalam-dunia-industri/ |
|
1.
Pengertian
Pneumatik
Pneumatik berasal dari
bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan
tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
suatu kerja disebut pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai
sistem otomatis.
Dalam suatu rangkaian
pneumatik, udara diluar dihisap ke dalam kompresor dan mengalami kompresi,
sehingga memiliki bentuk energi yang kemudian diubah menjadi gerak mekanik (
gerak piston ).
Berdasarkan fluida yang
digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik yang menggunakan udara serta
hidrolik yang menggunakan cairan. Dasar dari akuator tenaga fluida adalah bahwa
fluida mempunyai tekanan yang sama kesegala arah. Pada dasarnya sistem
pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda. Pembeda utama keduanya adalah
sifat fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak dapat
ditekan (incompresible fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat
terkompresi (compresible fluid).
Pada umumnya pneumatik
menggunakan aliran udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara pada suatu
tempat ketempat lainnya. Untuk keperluan industri, aliran udara diperoleh
dengan memampatkan udara atmosfer samapai tekanan tertentu dengan kompresor
pada suatu tabung dan menyalurkannya kembali keudara bebas.
2.
Komponen
– komponen pneumatik
- Sistem
pembangkitan udara terkompresi yang mencakup kompresor, cooler, dryer, tanki
penyimpanan unit pengolahan uadara berupa filter, regulator tekanan, dan
lubrifier (pemercik oli) yang lebih dikenal sebagai air service unit.
- Katup
sebagai pengatur arah, tekanan, dan aliran fluida.
- Akuator
yang mengkonversikan energi fluida menjadi energi mekanik.
- Sistem
perpipaan.
- Sensor
dan transduser.
- Sistem
kendali dan dispal cara kerja sistem pneumatik
3.
Cara
kerja pneumatik
Cara
kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga
penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan
sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya, Udara
disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung udara) hingga
mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar. Kenapa harus 6 – 9 bar, Karena
bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik dari cylinder
kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan berbahaya pada
sistem perpipaan atau kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu
disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan pertama kali harus melewati air
dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air pada udara. Dan
dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid valve
dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari
selenoid. Bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari
air cylinder maka piston akan bergerak maju sedangkan bila selenoid valve
menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka piston
akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi
pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC ataupun
rangkaian kontrol listrik lainnya Sehingga mempermudah dalam pengaplikasiannya
,.Dalam sistem kontrol pneumatik, aktuator berupa
batang piston mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang kemudian
memberikan gaya kepadanya. Gaya inilah yang menggerakkan piston pneumatik, baik
maju atau mundur.
4.
Kelebihan
dan kekurangan Pneumatik
a. Kelebihan
system Pneumatic
- Fluida
kerja mudah didapat dan ditransfer.
- Dapat
disimpan dengan baik
- Penurunan
tekanan relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem hidrolik.
- Viskositas
fluida yang lebih kecil sehingga
- Gesekan
dapat diabaikan.
- Aman
terhadap kebakaran.
- Ketersediaan
udara yang tak terbatas
- Fleksibilitas
temperatur
- Pemindahan
daya dan Kecepatan
b. Kekurangan
system pneumatic
- Gangguan
suara yang bising
- Gaya
yang ditransfer terbatas
- Dapat
terjadi pengembunan.
- Memerlukan
instalasi peralatan penghasil udara
- Mudah
terjadi kebocoran,
- Kesulitan
untuk pengaturan posisi yang presisi akibat sifat kompresibilitas yang dimiliki
udara
- Daya
yang dihasilkan kecil
- Membutuhkan
investasi awal yang cukup besar untuk sistem pengadaan dan pendistribusian
udara.
5. Aplikasi
pada pneumatik
Aplikasi
pneumatic dalam industri :
- Rem
- Buka
dan tutup Pintu (seperti pintu busway)
- Pelepas
dan penarik roda-roda pendaratan pesawat.
- pengikat
part pada jig machining dan lain lain
Sumber :
1. Modul Fenomena Dasar Mesin
2. https://temonsoejadi.wordpress.com/2014/11/13/sytem-pneumatic-dalam-dunia-industri/
2 komentar:
Salam kenal saya mico ini WA saya 082245934151 , mungkin ada yg mencari barang" pneumatic, solenoid valve, proces automation, sensors and accessories, tubing and fitting silahkan hub.in saya
Produk merek FESTO dan kantor di Surabaya sebagai distributor resmi Festo
Thanks dah bagus infony
Posting Komentar